Saat ini kita semua sedang ramai membicarakan dan sibuk menerka-nerka film Tilik (2018) yang saat ini malah terkesan seperti fenomena baru. Tapi tidak banyak orang yang mempertanyakan, kenapa Judulnya Tilik dan kenapa isi Filmnya terkesan seperti ada pesan yang disampaikan.
Film Tilik yang berdurasi 32 menit menceritakan perjalanan para ibu-ibu dari desa yang sedang menuju kota. Mereka hendak mengunjungi ibu Lurah di rumah sakit kota, dengan menggunakan truk yang dikemudikan oleh Gotrek. Lalu sepanjang perjalanan, Yu Ning (Brilliana Arfira Desy), Bu Tejo (Siti Fauziah/Ozie), Bu Tri (Angeline Rizky/Putri Manjo), dan Yu Sam (Dyah Mulani/Aniek) membicarakan Dian (Luly Syahkisrani), gadis desa yang dikagumi Pria.
Mungkin bagi sebagian besar kaum ibu-ibu yang mengikuti jalan cerita Tilik dari awal hingga penghujung film bukanlah point yang terlalu penting. Bahkan, tidak sedikit yang merasa setelah film selesai masih enggak paham dengan ending-nya. Tetapi lebih dari itu, daya tarik bagi mereka adalah bagaimana film tersebut mampu menunjukkan gambaran ibu-ibu kalau sudah ngumpul menjadi satu dan ngomongin segala hal. Mulai dari yang sangat penting hingga hal yang seharusnya enggak masuk akal untuk dibahas. Terlebih kalau sudah mantengin bu Tejo dan Yu Ning yang sama-sama maunya menang dan ngeyel. Kita terfokus pokoknya, jadi malah terkesan tidak peduli alur cerita film ini seperti apa.

Dalam durasi film setengah jam ini, saya merasa film ini seperti hanya 5 menit saya tonton, ya Maklum jiwa ibu-ibu senengnya liat yang sesuai dengan keinginan. Apalagi sosok Bu Tejo yang sangat menghibur. Tetapi, ada beberapa hal yang menjadi sorotan dari sisi saya pribadi. Yaitu Stigma, Informasi Internet, dan tujuan yang terselubung. Berikut 5 Narasi Film Tilik yang menjadi Sorotan :
1.
Gunjingan Para Ibu-ibu
Tidak pernah bisa kita pungkiri, Hampir seluruh wanita akan menjadi ibu-ibu pada waktunya. Hampir sebagian wanita juga sangat suka membicarakan suatu hal, dari yang penting sampai yang sangat sepele. Sebab itulah, kita semua para wanita sering sekali tanpa maksud mengungkapkan hal-hal yang seharusnya tidak menjadi pembahasan publik.
Dimulai dari Yu Sam, salah satu warga desa yang sedang menuju rumah sakit bersama dengna rombongan, dan menceritakan dian yang mengantar fikri membawa bu lurah ke rumah sakit. Bu Tejo tidak langsung percaya begitu saja, dan menannyakan hal lainnya.

Dian yang saat itu baru bekerja dianggap tidak masuk akal oleh bu tejo karena bisa membeli barang-barang branded. Menurut bu Tejo, tidak mungkin bisa beli barang-barang mahal jika hanya bekerja disatu tempat saja. Bu Tejo menuduh dian memiliki pekerjaan lain atau jalan bersama om-om.
2.
Pengaruh Internet
Warga desa meyakini bahwa dian adalah anak yang baik dan manis, hal wajar jika banyak pria tertarik. Disisi lain, Bu Tejo sebagai orang yang aktif di menggunakan Internet menunjukan foto-foto dian yang membuat para ibu-ibu menjadi merinding ketika melihatnya. Ibu-ibu desa yang sepenuhnya percaya kepada internet pun menelan mentah-mentah informasi tersebut. Para Ibu-ibu tidak menyangka bahwa dian dapat berfoto seperti yang ditunjukkan oleh bu Tejo. Melalui internet inilah para ibu-ibu desa menganggap dian negatif.
Kita semua harus sadar bahwa internet tidak sepenuhnya benar ya. Tidak sedikit berita dan informasi diinternet yang belum teruji kebenarannya, jadi kita harus bijak menggunakan internet!
3.
Bu Tejo Kasih Amplop
Gotrek, supir truk yang menantarkan para ibu pun memarkirkan mobilnya didepan sebuah masjid. Bu Tejo yang sudah selesai daritoilet, memberikan amplop berisikan sejumlah uang kepada Gotrek sebagai tanda terima kasih sekaligus menyiratkan agar Gotrek mendukung suaminya untuk menjadi lurah.

Saat Bu Tejo meyakinkan bahwa Bu Lurah sudah waktunya beristirahat. Gotrek mengusulakan nama Dian untuk menggantikan Bu Lurah. Sontak Bu Tejo sangat marah dan tidak terima. Istri Gotrek pun bercerita bahwa suaminya kerap tergoda oleh Dian
4.
Stigma Wanita Single
Dipertengahan Film lumayan dibikin gemes sama sikap Bu Tejo. Dian wanita single yang sudah cukup berumur dianggap tidak baik dan dipertanyakan kenapa tidak menikah. Dian yang didalam film Tilik , masih muda dan belum menikah. Tetapi ada saja penilaian buruk dari para ibu-ibu, padahal bisa jadi belum menikah memang ingin Fokus Karir atau belum menemukan yang sesuai dengan keinginnanya.

Nah, ini bisa menjadi Refrensi ibu-ibu ya. Jangan sering berfikir Negatif kepada wanita single yang belum menikah, karena kita tidak pernah tahu alasannya masih sendiri. Karena, sebenarnya dengan kita selalu seudzon dan menyebarkan ke yang lainnya itu bisa menjadi Fitnah. Tidak heran jika, Narasi Film Tilik telah menjadi Sorotan.
5.
Solidaritas Ibu-ibu Desa
Truk Gotrek yang sempat mogok membuat para ibu harus mendorong truk tersebut agar dapat melanjutkan perjalanan. Dengan keberesamaan dan kerjasama mereka mendorong truknya dan akhirnya truk menyala mereka melanjutkan kembali perjalanannya

Berawal dari Bu Tejo dan Yu Ning berdebat soal Dian, mengabaikan klakson isyarat merunduk agar tidak terlihat Polisi. Karena sibuk debat hebat, akhirnya Truk Gotrek diberhentikan oleh seorang Polisi dan akhirnya terkena tilang. Melihat Gotrek yang ditilang Bu Tejo tidak terima dan bersorak-sorak bahwa mereka hendak menjenguk Bu Lurah yang sedang sakit di Rumah Sakit. Ucapan bu Tejo kepada Polisi membangkitkan amarah para ibu, dan adegan selanjutnya para ibu sudah melambaikan tangan kepada Bapak Polisi.
The Power of mamak mamak.