Salah satu film karya anak bangsa dengan kualitas baik dengan cerita yang menarik adalah Prenjak. Dirilis tahun 2016 lalu, Prenjak berkisah tentang seorang wanita yang hendak mengajak teman lelakinya untuk makan siang di sebuah gudang. Berikut review film prenjak secara lengkap.
Review Film Prenjak
Diah dan Jarwo

Pemeran wanitanya bernama Diah yang diperankan oleh Rosa Winenggar, dan pemeran laki-laki bernama Jarwo yang diperankan oleh Yohanes Budyambara
Dan sesampainya di tempat tersebut, ketika makan siang itu tengah berlangsung, wanita tersebut ‘curhat’ atau mengeluhkan permasalahan hidup pada temannya tersebut. Ia juga menawarkan sesuatu yang konyol, yaitu si pria yang merupakan temannya bisa membeli korek api seharga 10.000 setiap batangnya, lalu laki-laki tersebut bisa melihat kelamin dirinya dari kolong meja.
Ternyata tak hanya sampai situ saja, Jarwo justru menawarkan Diah uang sebesar 60.000 untuk menggenapkan kebutuhannya, dengan cara melihat kelamin pria tersebut. “atas nama uang” Diah pun akhirnya setuju dan harus rela membuang rasa malunya dihadapan seorang laki-laki yang bukan suaminya tersebut.
Sensitif namun Penuh Makna

Selama durasinya yang sekitar 12 menit tersebut, penonton akan disuguhkan fenomena tentang “intip kelamin” dan latar belakang ekonomi yang mendasarinya. Cerita perjuangan Diah, untuk keluar dari masalah ekonomi yang membelenggunya dan dibalut dengan interaksi yang renyah dan unik sekaligus membius perhatian penonton.
Ide penulisan kisah dari Prenjak ini berawal tentang gadis korek api yang juga dikenal di Yogyakarta, yang diceritakan temannya hampir menjadi “Urban Legend”. Dari situlah, sang sutradara terpikirkan untuk mengemas cerita tersebut kedalam bentuk visualnya dan dibuatlah film pendek berjudul Prenjak ini.
Mendapatkan Penghargaan di Festival Film Cannes 2016

Film yang ditulis dan disutradarai oleh Wregas Bhanuteja ini, berhasil meraih juara di kategori Semaine de la Critique Festival Film Cannes 2016, juga mengalahkan para pesaingnya yang berasal dari berbagai negara, seperti Filipina, Perancis, Kanada, Brazil, dan Hungaria.
Dengan alur cerita yang berkesan tersebut, Prenjak dapat mencuri perhatian ratusan penonton dalam premiere yang digelar 15 dan 16 Mei di Theatre Miramar, Cannes, Perancis. Prenjak, In The Year Of Monkey, diputar selama tiga kali di Cannes Film Festival 2016 tersebut.
Penghargaan tersebut tentu menjadi sebuah kebanggan serta mencatat sejarah baru bagi dunia dan insan perfilman tanah air. Prenjak juga berhasil mendapat penghargaan dalam Festival Film Indonesia (FFI) sebagai film pendek terbaik 2016. Ceritanya memang terkesan sederhana, namun dibungkus dengan kelucuan, emosi dan pesan yang ada di dalamnya.